Kurang Makan Nasi, Ini yang Terjadi pada Tubuh

Setiap hari, metabolisme tubuh kita menghasilkan energi yang diperlukan untuk aktivitas dan berbagai fungsi tubuh. Biasanya, energi didapat dari glukosa yang bersumber dari makanan sehari-hari. 
"bayaha tidak makan"

Namun, dalam keadaan tertentu, proses metabolisme untuk menghasilkan energi juga dapat menggunakan lapisan lemak yang berada di dalam tubuh.

Hal ini dikenal dengan istilah ketosis.

Ketosis adalah kondisi metabolisme yang bersifat sementara, di mana tubuh tidak lagi metabolisme glukosa dari makanan, melainkan dengan cara memecah lemak di tubuh. Proses ini mendorong liver untuk memecah asam lemak demi menghasilkan senyawa ketone, di antaranya beta – hydroxybutyrate dan acetone yang selanjutnya didistribusikan ke berbagai jaringan dan cairan tubuh.
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan tubuh membakar lemak untuk menghasilkan energi, di antaranya berpuasa, beraktivitas fisik dengan intensitas tinggi, atau pola makan rendah karbohidrat. Kondisi ketosis memungkinkan tubuh mengurangi lapisan lemak lebih banyak, dalam waktu yang cenderung singkat.

Perubahan pada tubuh saat kita mengurangi karbohidrat
Berikut beberapa perubahan saat tubuh menggunakan lemak sebagai pengganti glukosa dari karbohidrat makanan:

1. Nafsu makan menurun

hal ini terutama terjadi apabila kondisi ketosis dipicu oleh konsumsi karbohidrat yang lebih sedikit. Penurunan konsumsi sumber makanan karbohidrat dapat menimbulkan perubahan hormon pengatur rasa lapar, karena tubuh lebih banyak mengonsumsi makanan sumber protein, sayuran, dan buah. Senyawa keton yang dihasilkan saat mengalami ketosis juga mempengaruhi otak merespon rasa lapar.

2. Berat badan menurun

Seperti efek rendah karbohidrat pada umumnya, tubuh yang kekurangan karbohidrat akan lebih mudah mengalami penurunan berat badan karena tubuh memecah lemak. Hal ini terjadi apabila ketosis berlangsung dalam beberapa minggu dan dapat bertahan lama ataupun sebentar, tergantung seberapa cepat tubuh berhenti menggunakan lemak sebagai bahan energi dan menyimpan cadangan makanan kembali.

3. Peningkatan konsentrasi dan tenaga

Mengurangi konsumsi karbohidrat dalam waktu yang lama mendorong tubuh untuk beradaptasi menggunakan lemak sebagai sumber energi. Mengurangi sumber energi yang lebih mudah dipecah seperti karbohidrat akan membantu tubuh untuk mengatur sumber energi yang lebih efisien.


Saat kekurangan glukosa, otak juga mulai beradaptasi untuk menggunakan sumber energi lain seperti senyawa keton untuk mengganti karbohidrat. Mekanisme tersebut juga membantu otak bekerja lebih baik dalam berkonsentrasi dan mengingat.

Apa saja efek sampingnya?

Meski banyak manfaatnya, metabolisme lemak dalam tubuh untuk mengganti glukosa juga memiliki beberapa efek samping, yang mungkin tidak berbahaya namun bisa mengganggu. Di antaranya adalah:

1. Mudah lelah

Gejala ini terjadi pada permulaan tubuh, saat tubuh baru mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi, dan dapat berlangsung dalam beberapa hari sebelum tubuh beradaptasi sepenuhnya. Pada awal adapatasi, tubuh mengeluarkan sisa karbohidrat dan air, selain menggunakan lemak sebagai bahan energi. Untuk mengatasi hal ini, tingkatkan konsumsi elektrolit atau garam mineral sodium, potassium, dan magnesium saat Kamu mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah sedikit.

2. Sembelit

Kondisi ketosis juga disertai dengan pengeluaran cairan berlebih dan jumlah sisa makanan yang lebih sedikit. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengganti cairan tubuh dan memakan makanan dengan karbohidrat kompleks saat kekurangan konsumsi karbohidrat sederhana seperti dari tepung dan nasi.

3. Insomnia

Kesulitan tidur saat tubuh mengalami ketosis dikarenakan rasa lapar akibat konsumsi karbohidrat dengan jumlah yang lebih sedikit yang biasanya. Hal ini menyebabkan individu yang mengalami ketosis terbangun dari tidur malam hari saat kadar karbohidrat paling rendah, dan sulit untuk tidur kembali.

4. Bau mulut

Perubahan bau mulut disebakan oleh peningkatan senyawa acetone pada urin dan napas. Kondisi ini dapat hilang saat tubuh sudah tidak berada dalam kondisi ketosis lagi, atau tubuh mulai terbiasa menggunakan lemak sebagai bahan energi karena kadar acetone sudah kembali menurun. Hal ini tentu saja dapat diatasi dengan menggosok gigi ataupun berukumur.

Apakah ketosis aman?

Pada dasarnya ketosis tidak berbahaya bagi kesehatan karena hanya berupa produksi senyawa ketone berlebih dari proses metabolisme lemak. Mengurangi karbohidrat untuk memicu kondisi ketosis dapat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya individu yang mengalami obesitas dan kadar kolesterol tidak terkontrol.

Ketosis juga cenderung aman selama tubuh individu dapat beradaptasi dan tidak memicu produksi senyawa ketone berlebih hingga menimbulkan keracunan (ketoacidosis) seperti pada peminum berat alkohol dan penderita diabetes.